Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut segera berkoordinasi dengan sejumlah dinas terkait untuk membangun jalan yang terputus akibat longsor di Kecamatan Samarang.
Akibat bencana longsor tersebut, beberapa rumah dipastikan akan direlokasi.
Kepala BPBD Kabupaten Garut, Zatzat Munajat, mengatakan jalan yang segera direlokasi tersebut berada di Kampung Pangkalan, Desa Cisarua, Kecamatan Samarang.
Sebelumnya pada 16 Februari, sebuah tebing longsor dan menyebabkan jalan sepanjang 115 meter dan lebar 4 meter ambles sedalam sekitar 50 meter. Longsor pun menyebabkan sekitar satu hektare kebun rusak.
"Jalan di sana terkena longsor dan ambles. Rencananya akan membuat jalan baru karena memang jalan yang terkena longsor itu berbahaya dan tidak bisa dibangun jalan lagi di atasnya. Kondisi tanah jalan itu cukup labil sehingga rawan terjadi longsor," kata Zatzat, Sabtu (1/6).
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ujar Zatzat, menetapkan lokasi pembangunan jalan baru yang tidak jauh dari lokasi jalan sebelumnya itu aman dari ancaman longsor. Namun di atas tanah yang akan dibuat jalan itu terdapat dua rumah warga. Makanya, BPBD sedang membahas untuk terlebih dahulu relokasi dua rumah itu.
Selain menanggulangi dampak bencana longsor di Samarang, BPBD Kabupaten Garut juga merencanakan relokasi 13 rumah warga yang terancam terkena dampak longsor tebing di Kampung Cikuda, Desa Mekarsari, Kecamatan Cilawu.
"Kami sedang menunggu hasil putusan Kecamatan Cilawu yang sedang melakukan pencarian lokasi relokasi bagi 13 rumah warga dengan jumlah penghuni sebanyak 65 jiwa. Soalnya sebelumnya warga tidak setuju tempat relokasinya di tempat yang jauh dari keramaian," ujarnya.
Dikatakan Zatzat, BPBD serta Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Garut tengah mengajukan pembangunan 126 rumah bagi 243 keluarga korban pergerakan tanah di Kampung Cimareme Tengah, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng.
Lahan seluas 1,7 hektare telah disiapkan untuk relokasi di Kampung Datar Selong di desa yang sama. Namun pembangunan rumahnya akan menggunakan dana dari pengajuan anggaran ke Kementerian Perumahan Rakyat.
Selain 126 rumah semipermanen, kata Zatzat, akan didirikan juga sarana umum seperti MCK, sarana penyediaan air bersih, dan tempat ibadah.
Sebelumnya, kata Zatzat, pemukiman di Kampung Cimareme Tengah yang mengalami pergerakan tanah pada 2010 merupakan tempat relokasi korban pergerakan tanah beberapa tahun sebelumnya.
Akibat bencana longsor tersebut, beberapa rumah dipastikan akan direlokasi.
Kepala BPBD Kabupaten Garut, Zatzat Munajat, mengatakan jalan yang segera direlokasi tersebut berada di Kampung Pangkalan, Desa Cisarua, Kecamatan Samarang.
Sebelumnya pada 16 Februari, sebuah tebing longsor dan menyebabkan jalan sepanjang 115 meter dan lebar 4 meter ambles sedalam sekitar 50 meter. Longsor pun menyebabkan sekitar satu hektare kebun rusak.
"Jalan di sana terkena longsor dan ambles. Rencananya akan membuat jalan baru karena memang jalan yang terkena longsor itu berbahaya dan tidak bisa dibangun jalan lagi di atasnya. Kondisi tanah jalan itu cukup labil sehingga rawan terjadi longsor," kata Zatzat, Sabtu (1/6).
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ujar Zatzat, menetapkan lokasi pembangunan jalan baru yang tidak jauh dari lokasi jalan sebelumnya itu aman dari ancaman longsor. Namun di atas tanah yang akan dibuat jalan itu terdapat dua rumah warga. Makanya, BPBD sedang membahas untuk terlebih dahulu relokasi dua rumah itu.
Selain menanggulangi dampak bencana longsor di Samarang, BPBD Kabupaten Garut juga merencanakan relokasi 13 rumah warga yang terancam terkena dampak longsor tebing di Kampung Cikuda, Desa Mekarsari, Kecamatan Cilawu.
"Kami sedang menunggu hasil putusan Kecamatan Cilawu yang sedang melakukan pencarian lokasi relokasi bagi 13 rumah warga dengan jumlah penghuni sebanyak 65 jiwa. Soalnya sebelumnya warga tidak setuju tempat relokasinya di tempat yang jauh dari keramaian," ujarnya.
Dikatakan Zatzat, BPBD serta Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Garut tengah mengajukan pembangunan 126 rumah bagi 243 keluarga korban pergerakan tanah di Kampung Cimareme Tengah, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng.
Lahan seluas 1,7 hektare telah disiapkan untuk relokasi di Kampung Datar Selong di desa yang sama. Namun pembangunan rumahnya akan menggunakan dana dari pengajuan anggaran ke Kementerian Perumahan Rakyat.
Selain 126 rumah semipermanen, kata Zatzat, akan didirikan juga sarana umum seperti MCK, sarana penyediaan air bersih, dan tempat ibadah.
Sebelumnya, kata Zatzat, pemukiman di Kampung Cimareme Tengah yang mengalami pergerakan tanah pada 2010 merupakan tempat relokasi korban pergerakan tanah beberapa tahun sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment